Silaturahim

6 minutes reading
Thursday, 21 Apr 2022 21:32 0 521 admin

KHUTBAH PERTAMA

إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ، وَ نَسْتَعِينُهُ، وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوذُ بِالِله مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلّ لَهُ، وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَا الله، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولهُ لا نبي ولا رسول بعده

اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد

فيا عباد الله أوصيكم وإياي نفسي بتقوى الله فقد فاز المؤمنون المتقون

يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الله حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوتُنّ إِلاّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُون

يَا أَيّهَا النّاسُ اتّقُوا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِن نّفْسٍ وّحِدَةٍ وّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثّ مِنْهُمَا رِجَالً كَثِيرًا وّ نِسَاءً وّ اتّقُوا الله الّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَ الْأَرْحَامَ إِنّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُوا اتّقُوا الله وَ قُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يّصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ مَنْ يّطِعِ الله وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اتق الله حيثما كنت و اتبع السيئات الحسية تمحوها و خالق الناس بخلق حسن

فَإِنّ أصدق الحديث كتاب الله ، وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشّرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَ كُلّ مُحْدَثاَتٍ بِدْعَةٌ، وَ كُلّ بِدْعَةٍ ضَلَلَةٌ، وَ كُلّ ضَلَلَةٍ فِى النّارِ

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bisa kembali berkumpul bersama-sama di majelis jum’at yang mulia ini, untuk melaksanakan rangkaian ibadah jum’at di masjid yang berbarakah ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada panutan kita, penutup para Nabi dan Rasul, beliau Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta para keluarga beliau, sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta orang-orang yang selalu istiqomah dalam berjuang di atas jalan-Nya hingga Hari Akhir kelak.

Kemudian tak lupa khatib selalu mengingatkan kepada diri khatib sendiri dan juga kepada jama’ah semuanya marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, karena sebaik baik bekal adalah ketakwaan.

Ma’asyiral muslimin sidang jamaah jum’ah rahimakumullah, Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al Quran:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ

Artinya, “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturrahim.” (QS. An Nisa`: 1)

Jika kita coba simpulkan ayat di atas maka meningkatkan dan memperbaiki hubungan silaturrahim kita kepada keluarga dan kerabat kita hukumnya adalah wajib, karena silaturrahim adalah perintah Allah dan ajaran agama Islam.

Ma’asyiral muslimin sidang jamaah jum’ah rahimakumullah, Silaturrahim berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu silah dan ar rahim. Silah artinya menyambung, sedangkan ar rahim berarti rahmah, yaitu lembut dan kasih sayang. Sehingga seseorang dikatakan dekat dengan kerabat apabila ia telah memiliki kasih sayang dan kebaikan dengan kerabatnya.

Ar rahim juga berarti kerabat dekat. Sehingga silaturrahim berarti menyambung tali kekerabatan. Dan seperti yang telah disebutkan di atas, silaturrahim hukumnya adalah wajib sedangkan memutuskan silaturrahim atau qati’urrahim adalah dosa besar. Dan demikianlah yang disampaikan para ulama ridhwanullahu ‘Alaihim.

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, Seorang muslim hendaknya melakukan silaturrahim, baik itu kepada keluarga maupun kerabat dekat, seperti: orang tua, kakek dan nenek, paman dan bibi, saudara, sepupu, dan seterusnya. Baik itu karena keturunan, perkawinan atau karena saudara satu persusuan. Silaturrahim dapat juga kita lakukan kepada orang yang telah berjasa kepada kita, seperti: guru kita, ustadz atau kyai dan ulama, kepada tetangga, teman dan sebagainya.

Namun lebih daripada itu semua birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua) merupakan silaturrahim yang paling pokok dan utama. Ini merupakan perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَ قَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاه وُ بِالوالِديْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia (Allah) dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapaknya dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra`: 23)

Ayat ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul-walidain di sisi Allah subhanahu wata’ala. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Allah yang lain yang memerintahkan anak untuk berbuat baik kepada orang tua, karena begitu banyaknya jasa-jasa orang tua kepada anak.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘amal apakah yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ Saya bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau bersabda, ‘Berbuat baik kepada orang tua.’ Saya bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda, ‘Jihad di jalan Allah.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Selain riwayat di atas ada sebuah riwayat juga dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah kalian aku ceritakan tentang dosa yang paling besar?” Kami menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau waktu itu bersandar terus duduk dan bersabda, “Ketahuilah, dan perkataan dusta.” (HR. Al Bukhari)

Juga ada hadits lain yaitu hadits dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اَلْكَبَائِرُ: اَلِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَ قَتْلُ النّفْسِ وَ الْيَمِيْنُ الْغُمُوسِ

Artinya: “Dosa-dosa besar adalah syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa (manusia) dan sumpah palsu.” (HR. Al Bukhari)

Ma’asyiral muslimin sidang jamaah jum’ah rahimakumullah, di antara adab seorang anak terhadap orang tua menurut Al Quran antara lain adalah berkata yang baik, tidak berkata “ah”, apalagi membentak sebagaimana disebutkan dalam surat Al Isra` ayat ke dua puluh tiga;

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra’: 23)

Selain itu merendahkan diri kepada kedua orang tua serta selalu mendoakan keduanya (baik ketika masih hidup atau setelah meninggal dunia juga merupakan adab seorang anak kepada kedua orang tuannya, sebagaimana disebutkan dalam surat Al Isra` ayat ke dua puluh empat, dan ayat-ayat lain yang masih banyak lagi. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” (QS. Al Isra’: 24)

Selain itu juga disebutkan dalam surah Luqman ayat ke lima belas bahwa adab seorang anak kepada orang tuanya juga adalah berbuat baik dan bergaul dengan mereka dengan cara yang baik, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 15)

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, Silaturrahim merupakan usaha untuk memberikan kebaikan kepada kerabat dekat serta (upaya) untuk menolak keburukan dari mereka, baik dengan harta maupun dengan lainnya. Imam Ibnu Abi Jamroh radhiyallahu ‘anhu berkata, “Silaturrahim itu bisa dengan harta, dengan memberikan kebutuhan mereka, atau dengan menolak keburukan dari mereka, dengan wajah yang berseri-seri, serta dengan do’a.” Karena itu, bersilaturrahim dapat kita lakukan dengan beberapa cara berikut ini:

  1. Ucapan, misalnya: memberi salam, saling menyapa dan berkata yang baik.
  2. Perbuatan, misalnya: wajah berseri (senyum), berbuat baik dan saling mengunjungi.
  3. Harta, misalnya: memenuhi kebutuhan, memberi hadiah dan membawakan oleh-oleh.

Ma’asyiral muslimin jamaah jumah rahimakumullah, Selain memiliki hikmah mendapatkan pahala di akhirat, silaturahim juga memiliki hikmah di dunia, yaitu dilapangkannya rizki dan panjang umur, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ سَرّهُ اَنْ يُسْطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَ اَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِيْ اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya; “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung silaturrahim.” (HR. Al Bukhari)

Kemudian silaturrahim juga bisa menumbuhkan rasa cinta di antara sesama manusia seperti yang disebutkan dalam hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تَعَلّمُوا مِنْ اَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ اَرْحَمَكُمْ، فَإِنّ صَلّتَ الرّحِمِ مَحَبّةٌ فِيْ الْهَلِ، مُثَرّاةٌ فِيْ الْمَالِ، مُنْسَأَةٌ فِيْ الْعُمْرِ

Artinya: “Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian karenanya bisa menyambung silaturrahim, karena sesungguhnya silaturrahim adalah (sebab adanya) kecintaan terhadap keluarga (kerabat dekat), (sebab) banyaknya harta dan panjangnya umur.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Hakim)

بَارَكَ الله لِيْ وَ لَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ، وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَ الذّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَ لَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَ الْمُسْلِمَاتِ من كل ذنب فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنّهُ هُوَالْغَفُورُ الرّحِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِله رَبّ الْعَالَمِينَ والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين

وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلِيّ الصّالِحِينَ، وَ أَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ اْلأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِينَ

اللّهُمّ صَلّ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلَى آلِهِ مُحَمّدٍ كَمَا صَلّيْتَ عَلَى آلِ إِبرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ وَ عَلِى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبرَاهِيمَ إِنّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، أَمّا بَعْدُ

Ma’asyiral muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam khutbah yang kedua ini kami kembali mewasiatkan kepada diri kami dan jamaah semua untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, juga untuk selalu menyambung dan menjaga silaturahim kita semua. Akhirnya marilah kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala; semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang bertakwa dengan menunaikan silaturrahim, dan semoga dengan amal itu pula mendapatkan kelapangan rezki dan umur panjang lagi berkah.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صل على محمد و على آل محمد كما صليت على إبراهيم و على آل إبراهيم إنّك حميد مجيد، اللّهم برك على محمد و على آل محمد كما بركت على إبراهيم و على آل إبراهيم إنّك حميد مجيد.

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات

اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذهديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوها

 ربنا لا تجعلنا فتنة للذين كفروا واغفر لنا ربنا إنك أنت العزيز الحكي

 ربنا ءاتنا فى الدنيا حسنة و فى الآخرة حسنة و قنا عذاب النّار، و الحمد لله رب العالمِين.

 

Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *