Perlakuanmu Kembali Kepadamu

5 minutes reading
Thursday, 10 Aug 2023 22:49 0 1121 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحَمدَ للهِ نَحمَدُهُ وَنَستَعِينُهُ وَنَستَغفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِن شُرُورِ أَنفُسِنَا وَمِن سَيِّئَاتِ أَعمَالِنَا مَن يَهدِى اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَن يُضلِلهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ

أَشهَدُ أَن لَا إِلهَ إِلّا الله وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُولَ بَعدَهُ

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

و بَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُون

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

فَإِنَّ أَصدَقَ الحَدِيثِ كِتَابَ اللهِ وَخَيرَ الهَديِ هَديُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحدَثَتُهَا وَكُلَّ مُحدَثَةٍ بِدعَةٌ وَكُلَّ بِدعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار

Ma’asyiral muslimim jama’ah jum’ah rahimakumullah, marilah kita panjatkan syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan umatnya hingga hari kiamat.

Pada kesempatan ini marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, mari mengerahkan kemampuan kita untuk menjalankan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, Allah subhanahu wata’ala adalah Dzat Yang Maha Adil, barang siapa yang berbuat kebaikan maka ia akan dibalas dengan kebaikan, barangsiapa berbuat keburukan maka ia akan dibalas sesuai dengan keburukan yang dilakukannya.

Maka termasuk anggapan yang keliru jika ada orang yang merasa perbuatan buruk apapun yang ia lakukan dan tidak ada balasan dari Allah yang terjadi padanya di dunia kemudian ia merasa bahwa perbuatannya diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.

Inilah anggapan yang keliru karena bisa jadi Allah tidak langsung membalasnya, bisa jadi balasannya Allah akhirkan entah ketika masih di dunia maupun ketika di akhirat. Karena tidak ada perbuatan hamba yang luput dari balasan Allah subhanahu wata’ala.

Kita tahu bahwa bapak kita nabi Adam alaihis salam pernah berbuat salah dengan memakan buah yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala, dan kita juga sudah tahu apa yang akhirnya menimpa beliau. Begitu pula yang terjadi pada nabi Yunus yang meninggalkan kaumnya sebelum Allah ijinkan, kita tahu apa yang terjadi pada beliau.

Balasan atas perbuatan tidak memandang keturunan, pangkat dan jabatan, bahkan meskipun keturunan nabi atau pun istri nabi yang melakukan perbuatan buruk niscaya Allah akan membalasnya. Kita tentu tahu kisah anak nabi Ibrahim yang membangkang perintah ayahnya, kita juga telah mendengar kisah istri nabi Luth yang bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, oleh karena itu kita mesti berhati-hati karena siksa Allah itu ada baik di dunia maupun di akhirat. Seorang salaf yang bernama Fudhail bin Iyadh pernah berkata:

إني لأعصي الله ، فأعرف ذلك في خلق حماري وخادمي وامرأتي وفأر بيتي.

Artinya: “Sungguh ketika aku bermaksiat pada Allah aku ketahui itu pada perangai keledaiku, pembantuku, isteriku bahkan tikus yang di rumahku.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 10/215)

Ada seorang salaf yang lain yang pernah berkata: “Aku pernah mencela seseorang yang giginya copot dan ternyata setelah itu gigiku juga copot” Itulah balasan dari Allah bagi siapapun yang berbuat keburukan.

Diceritakan pula kisah tentang seorang anak yang durhaka yang menganiaya dan menyiksa bapaknya, bapaknya diseret hingga melewati satu tempat maka bapaknya pun berkata: “Wahai anakku, cukup kamu menyeretku sampai di sini” Anak itu pun berkata: “Kenapa?” Bapaknya pun menjawab: “Karena dulu aku menyeret kakekmu juga sampai di sini”

Ibnu Sirin pernah berkata: “Aku pernah mencela seseorang yang pembangkang dan aku pun tiba tiba jadi membangkang”

Contoh-contoh yang seperti ini ada banyak dan semua ini merupakan balasan dan siksa dari Allah atas setiap keburukan.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, Ibnu Katsir menceritakan; pada suatu ketika ada seorang hakim yang marah kepada seorangemteri dan memaksanya untuk membayar sepuluh ribu dinar kepada hakim tersebut. Ketika menteri itu dijenguk oleh keluarganya di tahanan, keluarganya berkata: “Dari mana kamu punya sepuluh ribu dinar untuk membayar kepada hakim itu?”

Maka menteri itu berkata: “Tidak, saya tidak akan didenda sepuluh ribu dinar, jangankan sepuluh ribu, lima ribu atau empat ribu dinar pun tidak” Keluarganya pun berkata: “Bagaimana bisa?” Menteri itu berkata: “Karena dahulu aku pernah mendzalimi seseorang yang ia aku perintahkan membayar tiga ribu dinar, maka aku yakin Allah tidak akan membalasku harus membayar lebih dari tiga ribu dinar”

Maka ketika seorang menteri itu sudah membayar denda sebanyak tiga ribu dinar, sang hakim pun mengatakan bahwa si menteri cukup hanya membayar tiga ribu dinar.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, kisah-kisah ini menunjukkan bahwa balasan perbuatan jahat itu setimpal tidak lebih dan tidak kurang. Maka kita mesti paham tidak ada satu bencana resah gelisah yang menimpa manusia kecuali karena perbuatannya sendiri. Maka ketika ada orang yang bertanya-tanya kenapa ada siksaan seperti ini? Cobalah periksa perbuatanmu sendiri terlebih dahulu.

Manusia sudah selayaknya hati-hati dan waspada jika melakukan perbuatan salah dan dosa karena balasan dari Allah pasti datang. Tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari balasan Allah subhanahu wata’ala. Karenanya apabila kita melakukan keburukan mari kita segera bertaubat, meminta maaf, dan seterusnya.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan: “Tidak ada sesuatu yang paling kuat jika disusuli dengan perbuatan baik dari dosa-dosa yang pernah dilakukan” Sehingga ketika manusia menjalankan taubat kepada Allah maka ia akan berhati-hati karena setiap keburukan yang dilakukannya akan ada balasan yang menimpanya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

مَن يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu” (An Nisa 4:123)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, bila seorang mukmin telah bertaubat dan menyesal maka penyesalan atas dosa yang pernah dilakukan terkadang lebih luas dari adanya siksaan. Karena itu ada ulama yang pernah mengatakan: “Celaka orang yang tahu betapa pahitnya balasan dosa tapi setelah itu ia kembali melakukan dosa lagi”

بارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِي القُرآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُم بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكرِ الحَكِيمِ وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم َاستَغفِرُوا اللهَ لِي وَلَكُم وَلِسَائِرِ المُسلِمِينَ مِن كُلِّ ذَنبٍ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ

KHUTBAH KEDUA

الحَمدَ للهِ حمدا كثيرا كما أمر

أَشهَدُ أَن لَا إِلهَ إِلّا الله وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُولَ بَعدَه

اللّهُمَّ صَلِّ  وسلم وبارك عَلَى نبينا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وأصحابه أجمعين أما بهدٌ

فقد قال الله تعالى في القرآن الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

مَن يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada khutbah kedua ini kami kembali berwasiat kepada diri sendiri dan seluruh jama’ah agar selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Nabi Sulaiman alaihis salam berkata:

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِين

Artinya: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.(An Naml 27:16)

Ada seekor burung merak yang berteriak di samping nabi Sulaiman, maka nabi Sulaiman berkata kepada para manusia: ” Tahukah kalian apa yang dikatakan oleh merak ini?” Para manusia pun menjawab: “Tidak” Nabi Sulaiman pun berkata: “Burung merak ini berkata; ‘Kamu diperlakukan sebagaimana perlakuanmu'”

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, karena itu barang siapa ingin keadaannya baik-baik hendaknya ia berusaha memperbaiki perbuatannya. Demikianlah khutbah yang kami sampaikan mudah-mudahan bermanfaat kepada diri kami khususnya dan jama’ah semuanya umumnya. Akhirnya marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللّهُمَّ بَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكتَ عَلَى اِبرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ اِبرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

ربنا اغفر لنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل الإسلام والمسلمين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ  وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

 

Khatib: KH. Sartono Munadi

Editor: Adib R

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *