KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ َأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُُ
اللّهُمَّ صَلِّ وسلم على نبينا وحبيبنا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أيها الحاضرون أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُون
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan kali ini marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah mengkaruniakan kepada kita berbagai nikmat-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya hingga hari akhir nanti.
Kami wasiatkan kepada diri kami sendiri khususnya dan kepada jamaah semuanya umumnya untuk selalu menjaga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jumah rahimakumullah, banyak orang IsIam yang ketika mendengarkan pesan “bertakwalah kepada Allah” maka pesan itu dianggap biasa saja dan tidak berpengaruh apa-apa. Mungkin hal ini lantaran seringnya pesan itu disampaikan hingga akhirnya pesan takwa diabaikan begitu saja.
Padahal Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتْهُ ٱلْعِزَّةُ بِٱلْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُۥ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ ٱلْمِهَادُ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Al Baqarah 2:206)
Maka jangan sampai pesan takwa yang sampai kepada kita kita anggap angin lalu agar kita tidak terkena ancaman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Al Baqarah tersebut.
Khalifah Harun Ar Rasyid ketika mendengar pesan takwa seketika tersungkur kepada Allah subhanahu wata’ala. Mungkin itu terjadi karena beliau paham betul dengan arti yang terkandung dalam pesan takwa, berbeda dengan kita yang mungkin belum mengerti dengan kandungan pesan takwa.
Pada suatu hari khalifah Harun Ar Rasyid sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya dan menteri-menterinya. Tiba-tiba datang seorang Yahudi mengatakan “Wahai Harun Ar Rasyid, bertakwalah kamu kepada Allah” Seketika itu juga Khalifah Harun Ar Rasyid turun dari tempat duduknya dan bersujud kepada Allah subhanahu wata’ala.
Namun para menteri dan sahabat khalifah Harun Ar Rasyid menganggap bahwa Yahudi itu hanya cari gara-gara, bagaimana si Yahudi itu menyuruh Khalifah Harun Ar Rasyid bertakwa padahal ia sendiri jauh dari ketakwaan.
Khalifah Harun Ar Rasyid mengatakan kepada para sahabat dan menterinya: “Aku bukan takut kepada orang Yahudi itu, aku hanya takut kepada Allah karena Allah telah berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتْهُ ٱلْعِزَّةُ بِٱلْإِثْمِ ۚ فَحَسْبُهُۥ جَهَنَّمُ ۚ وَلَبِئْسَ ٱلْمِهَادُ
“Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya” (Al Baqarah 2:206)
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, Khalifah Harun Ar Rasyid yang kekuasaannya meliputi benua Asia dan Afrika saja ketika diseru untuk bertakwa kepada Allah ia segera bersujud karena takut ancaman Allah, lalu bagaimana dengan kita? Jika kita yang tidak punya kuasa sikap kita acuh terhadap seruan takwa maka sungguh kita sangat tidak terpuji.
Jika kita bertakwa kepada Allah maka kita akan mendapat jalan keluar dari semua kesulitan kita, akan diberi kehidupan yang baik dan rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl 16:97)
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, di antara kehidupan yang baik yang diberikan kepada orang yang beriman dan beramal shalih di dunia ini adalah dilindungi, diberi petunjuk dan ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala dari musuh-musuhnya. Bahkan ia juga akan dijaga oleh Allah dari adzab Allah yang datangnya tiba-tiba di malam hari seperti gempa dan semisalnya.
Orang yang bertakwa, berikan dan beramal shalih juga Allah janjikan akan diberi rezeki yang melimpah agar bisa digunakan untuk mengarungi tahapan-tahapan hidupnya. Di dalam kitab “Kitabul Ilmi” Karya syaikh Al Utsaimin disebutkan kisah tentang kehidupan Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani.
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani ketika menjadi hakim agung di negerinya memiliki kebiasaan ke kantor naik kereta kuda, kendaraan mewah saat itu. Suatu hari Al Hafidz Ibnu Hajar berjalan melewati sebuah pasar bersama rombongannya.
Di tengah pasar, seorang Yahudi penjual minyak nekad menghadang rombongan tersebut. Dengan pakaian yang kotor penuh minyak, orang Yahudi tersebut bertanya kepada Ibnu Hajar.
“Wahai Syaikhul Islam, engkau telah menyatakan jika Nabi kalian telah berkata, ‘Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.’ Lantas di mana neraka yang kau rasakan dan mana surga yang aku rasakan sekarang?” tanya orang Yahudi tersebut.
Dengan santai, Ibnu Hajar menjawab, “Keadaanku sekarang jika dibandingkan janji Allah di akhirat adalah sebuah penjara. Keadaanmu sekarang jika dibandingkan ancaman Allah dengan siksaan pedih di akhirat adalah sebuah surga.”
Mendengar jawaban tersebut, seketika itu orang Yahudi penjual minyak itu masuk Islam.
بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدَ لِلهِ حمدا كثيرا كما أمر، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُُ
اللّهُمَّ صَلِّ وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أيها الحاضرون رحمكم الله أوصيكم ونفسي أولا بتقوى الله فقد فاز المتقون
فقد قال الله تعالى في القرآن الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan khutbah kedua ini kembali kami pesankan kepada diri kami sendiri khususnya dan kepada jamaah shalat jumat umumnya marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Artinya adalah kita siap menjalankan perintah Allah subhanahu wata’ala dan siap menjauhi larangan-larangan-Nya.
Kiranya kita menjadi orang yang bertakwa; menjauhi larangan-larangan Allah dan menjalankan perintah-perintahNya maka Allah menjanjikan kepada kita sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُون
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al A’raaf 7:96)
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’at rahimakumullah, jika seluruh penduduk bumi ini beriman dan bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, menjauhi maksiat kepada Allah, maka bumi ini akan mengeluarkan barokah-barokahnya berupa tumbuhan-tumbuhan yang dibutuhkan oleh manusia.
Sebaliknya jika penduduk bumi ini menjadi orang-orang yang kafir, maksiat dan durhaka kepada Allah subhanahu wata’ala, maka barokah bumi ini akan terhapus oleh kekafiran dan kemaksiatan manusia.
Di dalam sejarah disebutkan yaitu dalam kitab jawabul kahfi imam Muslim meriwayatkan bahwa ketika penduduk bumi beriman, beramal shalih dan tidak kafir kepada Allah subhanahu wata’ala sebutir buah delima cukup untuk dimakan sepuluh orang dan mengenyangkan mereka semua. Bisa kita bayangkan berapa besar ukuran buah delima tersebut.
Karena barokah yang Allah bukakan maka tanah menjadi subur, tumbuhan tumbuh sehat, buah-buahan bisa berukuran besar, bahkan di dalam kitab tersebut disebutkan bahwa kulit buah delima itu bisa digunakan untuk berteduh sepuluh orang.
Bahkan disebutkan pula bahwa satu tandan buah anggur sudah bisa membuat unta yang mengangkutnya keberatan. Disebutkan juga bahwa satu perahan susu dari seekor binatang bisa mencukupi untuk diminum oleh sekelompok orang dan mengenyangkan mereka. Sebaliknya bila bumi ini dihuni oleh manusia-manusia yang kafir, tidak beriman, tidak bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, demikianlah khutbah singkat yang dapat kami sampaikan, semoga banyak memberikan peringatan dan manfaat bagi kita semua. Akhirnya marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, terlebih doa untuk saudara kita di Palestina yang mengalami kedzaliman.
اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك الخير ولا نكفرك ونخلع ونترك من يكفرك
اللهم إياك نعبد ولك نصلى ونسجد وإليك نسعى ونحفد نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك بالكفار ملحق
اللهم أهلك الكفرة والمشركين أعداءك أعداء الدين الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك و يقاتلون أولياءك
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
اللهم أصلح ذات بينهم وبين قلوبهم اللهم انصر إخواننا المجاهدين في فلسطين خصوصا في غزة
اللهم عليك باليهود الصهيونيين الملعونين اللهم خالف بين كلمهم وزلزل أقدامهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين
اللهم ثبت إخواننا المجاهدين في فلسطين في غزة وفي بلاد المسلمين
اللهم انصر دينك وكتابك وسنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Khatib: Ust. KH. Sartono Munadi
Editor: Adib R
No Comments