Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

8 minutes reading
Thursday, 4 Nov 2021 05:46 0 537 admin

 

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

فيا أيها الناس اتقوا الله حيث ما كنتم فقد فاز المتقون

قال تعالى في القرآن العظيم: (أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم)

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساءا واتقوا الله الذي تسائلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

فإن أصدق الحديث كتاب الله خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار

 

Jamaah jum’ah rahimakumullah

Pertama-tama kita panjatkan syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian, kita ucapkan syukur kita dengan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya yang masih berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnahnya.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala, artinya selalu taat menjalankan perintah-perintah Allah subhanahu wata’ala dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.

Dengan takwa kita hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

واتقوا لله لعلكم تفلحون

Dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung

Jamaah jum’ah rahimakumullah, berbahagialah mereka yang senantiasa patuh, taat, tunduk dan bertafakur menyebut asma Allah subhanahu wata’ala di waktu siang dan di waktu malam dan betapa ruginya bagi mereka yang ingkar, yang sombong dan menolak ajaran-ajaran Allah subhanahu wata’ala, laknat dan murka Allah senantiasa menghantui kehidupannya. Na’udzubillah min dzalik.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam kesempatan khutbah kali ini saya akan menyampaikan tema “Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”

Jamaah jum’ah rahimakumullah, pegang teguhlah iman dan Islam yang diwajibkan kepada kita sekalian, cintailah Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala yang melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua dengan rahmat-Nya yang tidak ternilai dengan apapun.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, cintailah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serta teladanilah kebesaran beliau, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah suri tauladan yang baik. Sebagaimana firman Allah :

لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu suri tauladan yang baik bagimu

Jamaah jum’ah rahimakumullah, bersyukurlah kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah mengangkat derajat kita ke tingkat kemuliaan dan keutamaan dengan adanya akal pikiran yang diberikan oleh Allah kepada kita sekalian.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, hari ini kita telah sampai pada bulan Rabiul Awwal 1443 Hijriyah, yaitu tanggal 22 Rabiul Awwal 1443 Hijriyah. Ketahuilah! di dalam bulan Rabiul Awwal terdapat banyak sekali peristiwa-peristiwa yang bersejarah bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia, salah satunya adalah peristiwa yang sangat menyedihkan bagi umat Islam, peristiwa apa itu?

Pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah bertepatan tanggal 8 Juni 632 Masehi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpulang ke rahmatullah, beliau wafat, peristiwa itulah yang sangat menyedihkan bagi umat Islam. Peristiwa wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini sangat menggoncangkan para sahabatnya, salah satunya adalah sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu yang tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi, amarahnya bergejolak, sambil menghunus pedangnya ia berkata: “Siapa yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggal akan aku tebas lehernya dengan pedangku ini.”

Saat itulah Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu datang sambil menenangkan Umar dan para sahabat yang lain, namun usaha Abu Bakar itu menjadi sia-sia karena Umar bukannya tenang tapi malah berbicara semakin keras.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, untuk menenangkan suasana kemudian abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu angkat bicara: “Saudara-saudara sekalian, jika kalian menyembah Muhammad ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat, namun jika kalian menyembah Allah subhanahu wata’ala, ketahuilah Allah subhanahu wata’ala abadi dan tidak pernah meninggal.” lalu sayyidina Abu Bakar As Shiddiq membaca surah Ali Imran ayat 144 yang berbunyi:

وما محمد إلا رسول قد خلت من قبله الرسل أفإن مات أو قتل انقلبتم على أعقابكم ومن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيئا وسيجز الله الشاكرين

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul, apakah jika dia telah wafat atau terbunuh lalu kamu berbalik kebelakang (murtad)? barang siapa yang berbalik ke belakang maka ia tidak bisa memberikan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Dalam Al Quran terjemah Departemen Agama dimaksudkan:

وما محمد إلا رسول قد خلت من قبله الرسل

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul” maksudnya adalah bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ialah seorang manusia yang diangkat Allah menjadi Rasul, Rasul-Rasul sebelumnya telah wafat, ada yang wafat karena terbunuh, ada pula yang karena sakit biasa, karena itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan wafat seperti Rasul-Rasul yang terdahulu.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, setelah mendengar ayat tersebut sadarlah sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dan para sahabat lain bahwa Nabi yang dicintainya telah meninggal, mengingat sebelumnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan ibadah haji wada’. sebelum meninggal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama seratus ribu orang kaum muslimin berangkat dari Madinah Al Munawwarah ke kota Makkah Al Mukarromah untuk menunaikan ibadah haji.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Dzulqo’dah 10 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 632 Masehi, pelaksanaan ibadah haji kali ini merupakan pelaksanaan yang terakhir dilaksanakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh karena itu haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini disebut dengan haji wada’ yang artinya adalah haji selamat tinggal atau haji perpisahan.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, pada saat melaksanakan wukuf di padang arafah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khutbah di depan kaum muslimin, isi khutbah beliau adalah pesan-pesan, nasehat, dan petunjuk yang sangat berguna bagi kaum muslimin. Isi khutbah tersebut antara lain:

“Hai kaum muslimin dengarkanlah yang hendak kukatakan, mungkin sehabis tahun ini aku tidak bertemu lagi dengan kalian dalam suasana seperti ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya. Hai kaum muslimin, tuhanmu adalah satu dan sesungguhnya kamu sekalian berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah, tidak ada yang paling mulia di antara kamu kecuali yang paling bertakwa.”

إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang paling takwa di antaramu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.

Demikian ini isi khutbah yang terakhir disampaikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Dari khutbah Rasulullah tersebut ada beberapa hal yang penting, di antaranya :

Pertama, Aqidah Islam adalah agama yang benar di sisi Allah subhanahu wata’ala.

Kedua, Agar umat Islam memiliki, memelihara, dan menumbuhkan ahlak mulia untuk diri sendiri ataupun terhadap orang lain.

Ketiga, Agama Islam untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam

Jamaah jum’ah rahimakumullah, setelah melaksanakan ibadah haji wada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali ke Madinah. Pada bulan Safar tahun 11 Hijriyah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mulai jatuh sakit, dari hari ke hari sakit Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam semakin bertambah parah, beliau menderita sakit selama 13 hari, pada hari-hari terakhir beliau sudah tidak dapat mengimami shalat berjamaah. Kemudian Abu Bakar As Shiddiq disuruh Nabi untuk menggantikan beliau menjadi imam shalat.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, sebelum wafat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada kaum muslimin agar berpegang teguh kepda Al Quran dan Sunnah Rasul, karena keduanya itulah yang bisa menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قد تركت فيكم أمرين إن تمسكتم بهما لن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة رسوله

Artinya: “Aku tinggalkan untuk kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya selama kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah.

Selain itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum wafat juga berpesan tentang pentingnya mendirikan shalat karena shalat merupakan jiwanya ibadah dan sebagai penegak agama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين (رواه البيهاقي)

Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa mengerjakan shalat berarti ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia telah meruntuhkan agama.

Akhirnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal 11 Hijriyah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, kembali ke hadirat Allah subhanahu wata’ala dalam usia 63 tahun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal sewaktu dalam pangkuan istri tercintanya yaitu Aisyah ra.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, mengetahui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal maka kaum muslimin diselimuti rasa duka yang mendalam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memang telah meninggal, namun ajaran-ajaran dan agamanya tetap hidup dan terpatri di di dalam kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan shalawat dan salam kepda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, mencintai Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam, cerminan kecintaan ini harus kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan meningkatkan kwalitas ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang, menjauhi apa yang diharamkan, serta memperbanyak amal shalih, amalan-amalan sunnah dan berdzikir mengingat kebesaran Allah rab semesta alam.

Jamaah jum’ah rahimakumullah, rasa cinta yang dimiliki oleh seorang hamba kepada Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya dapat menjadi tolak ukur keagamaan dan keimananan seseorang, maka sebagai seorang mukmin yang bertakwa kita selalu mengevaluasi diri, sudahkah ada cinta kita kepada Allah dan RasulNya, benarkah apa yang kita lakukan semata-mata mengharap ridha dari Allah subhanahu wata’ala ataukah karena yang lain? Kecintaan seseorang kepada Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya harus ditunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari yang lebih mementingkan agama dibanding apapun di dunia ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk meneruskan perjuangan beliau menyebarkan syi’ar agama Islam di masyarakat.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم لما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم وبارك على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

Jamaah jum’ah rahimakumullah, tingkatkanlah iman kita kepada Allah subhanahu wata’ala, iman yang kuat dan takwa yang sebenar-benarnya. Ingatlah isi dalam khutbah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampaikan, antara lain: “Hai kaum muslimin, tuhanmu adalah satu dan sesungguhnya kamu sekalian berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah, tidak ada orang yang paling mulia di antara kamu kecuali orang yang paling bertakwa”

إن أكرمكم عند الله أتقاكم

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang-orang yang paling takwa di antaramu.” bertakwalah, bertakwalah kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya!

Sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat beliau berpesan; “Aku tinggalkan untuk kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya selama kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah” itulah wasiat Rasulullah sebelum meninggal.

Beliau juga berpesan; “Dirikanlah shalat karena shalat merupakan jiwanya ibadah dan juga penegak agama, shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakan shalat berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti ia telah meruntuhkan agama.”

Demikianlah khutbah yang kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita sekalian, dan akhirnya marilah kita tutup khutbah pada siang hari ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala

الحمد لله رب العالمين

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأهلك الكفرة والمبتدعة والمشركين والظالمين

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف الرحيم

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

اللهم إنا نسألك العفو والعافية في الدنيا والآخرة

اللهم إنا نسألك العفو العافية في ديننا ودنيانا وأهلنا ومالنا

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Khatib : Mundlori M

Editor : Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *