Birul Walidain

5 minutes reading
Thursday, 17 Nov 2022 22:10 0 505 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين

فيا أيها الحاضرون أوصيكم ونفسي أولا بتقوى الله فقد فاز المتقون

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada kesempatan ini sebagaimana biasanya kami pesankan marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala, semakin hari semakin waktu semakin bertambah usia kita maka sudah seharusnya semakin meningkat juga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, kita jalankan segala yang diperintahkan-Nya dan kita jauhi segala yang menjadi larangan-Nya. Dengan takwa itulah kita berbekal, bekal untuk kebahagiaan kita di kehidupan dunia ini dan kehidupan abadi di akhirat kelak.

Pada kesempatan ini juga kami pesankan marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala atas limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, shalawat dan salam semoga tetap selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan ajarannya.

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada khutbah ini kami sampaikan topik “Birrul Walidain” Berbuat baik kepada kedua orang tua”

Di dalam surat Al Isra ayat ke 23 Allah berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا

Yang artinya: “Dan Rabmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”

Dalam ayat ini dapat kita pahami bahwa sudah menjadi hak Allah untuk menjadi satu-satunya yang diibadahi, dan menjadi kewajiban kita untuk beribadah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala saja, selain itu dalam ayat ini juga disebutkan perintah Allah yang disambungkan dengan huruf athaf  وyaitu perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Dalam tata bahasa Arab jika menggunakan huruf athaf  وmaka maknanya antara yang sebelum dan sesudah huruf athaf memiliki kesetaraan, yaitu hanya beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua.

Hadirin jama’ah jum’ah rahimakumullah, perlu kita ketahui bahwa durhaka kepada kedua orang tua adalah merupakan dosa besar, di antara perbuatan yang termasuk durhaka kepada orang tua adalah menghardiknya, dalam Al Quran menggunakan bahasa uff, itu adalah bahasa hardikan dan tentunya dengan intonasi menghardik. Begitu pula dengan bahasa hardikan yang lain yang sesuai dengan tempat tinggal masing-masing di dunia ini.

Selain menghardik bentuk durhaka kepada orang tua berikutnya adalah menyia-nyiakan orang tua. Di saat orang tua sudah berusia lanjut, membutuhkan bantuan dari anak-anaknya lalu anaknya menyia-nyiakannya, menelantarkannya sampai-sampai orang tua kelaparan, merintih kesakitan namun tidak bisa berobat, maka ini adalah kedurhakan anak kepada orang tuanya.

Semisal dengan perbuatan ini adalah dengan alasan karena kesibukan si anak maka ia menitipkan orang tuanya di panti-panti jompo, atau mencari orang untuk mengurusi orang tuanya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa sebaik-baik tabi’in atau pengikut adalah seorang laki-laki yang biasa dipanggil Uwais. Nama lengkapnya Uwais al Qarni. Dia seorang yatim dan hanya tinggal bersama ibunya yang sudah tua dan lumpuh di Yaman.

Uwais juga memiliki penyakit belang di tubuhnya. Uwais dan ibunya adalah keluarga fakir. Rasulullah sempat berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari Uwais.

“Carilah ia (Uwais al Qarni), dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk kalian,” sabda Rasulullah seperti diriwayatkan dalam hadist Shohih Muslim.

Siapa sebenarnya Uwais al Qarni sehingga begitu istimewa bagi Rasulullah?

Uwais adalah sosok pemuda yang sholeh dan sangat memuliakan ibunya. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya.

Pada satu waktu, Uwais meminta izin kepada ibunya untuk berjumpa dengan Rasulullah SAW yang saat itu berada di Madinah. Ibunya mengizinkan dan berpesan kepada Uwais agar cepat pulang karena merasa sakit-sakitan. Sampai di Madinah, Uwais langsung menuju rumah Rasulullah. Namun sayang Uwais tak bisa menemui Rasulullah sebab sedang di medan perang.

Teringat pesan sang ibu agar lekas kembali ke Yaman, Uwais dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah RA, istri Rasulullah yang ketika itu ada di rumah. Tak lupa dia menitipkan salam untuk Rasulullah.

Kisah lain dari Uwais al Qarni adalah senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Sang ibu yang sudah tua sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada uang, Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang Ibu.

Dari Yaman, perjalanan ke Makkah sangatlah jauh. Melewati padang tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.

Uwais terus berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu dan Uwais membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Banyak orang yang menganggap aneh tindakan Uwais tersebut.

Setelah 8 bulan berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram. Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat beban berat. Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Di tanah suci, Uwais al Qarni dengan tegap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Thowaaf di Kakbah. Di depan Kakbah air mata sang Ibu tumpah. Uwais pun berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu.”

Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu yang heran karena Uwais tak minta dosanya diampuni.

“Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.” jawab Uwais.

Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuk Uwais. Penyakit belang di tubuh Uwais seketika itu juga sembuh. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.

Tanda di tengkuk itu merupakan sebuah tanda sebagaimana disebutkan Rasulullah kepada Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib untuk mengenali Uwais. Pada akhirnya Umar dan Ali berhasil menemui Uwais. Dan seperti pesan Rasulullah, Umar da Ali meminta Uwais agar mendoakan mereka diampuni oleh Allah SWT.

Beberapa tahun setelah dengan Umar dan Ali, Uwais wafat. Masyarakat Yaman ketika itu heran, sebab banyak orang berebut untuk memandikan, mensholatkan dan menguburkan jenazah uwais.

Banyak yang meyakini bahwa, orang-orang yang berebut memandikan, mensholatkan dan menguburkan jenazah Uwais al Qarni ketika itu adalah para malaikat. “Para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya (uwais),”

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وقل رب ارحم وأنت خير الراحمين

 

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

أما بعد

بسم الله الرحمن الرحيم

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِين

اللهم اغفر لنا ولوالدينا ولمشايخنا ولمن له حق علينا يا أرحم الراحمين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وسبحان الله رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين أقم الصلاة

 

 

Khatib: Ust. Hasyim Asy’ari

Editor: Adib

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *