Nama-nama Dan Sifat-sifat Allah

8 minutes reading
Thursday, 17 Feb 2022 13:00 0 370 admin

KHUTBAH PERTAMA

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

يأيها الناس أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون

قال تعالى :

يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا   يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أما بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة.

اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam kesempatan ini pertama kami wasiatkan kepada diri kami dan hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah agar kita jaga ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, kita tingkatkan, jangan sampai ketakwaan kita semakin surut, semakin menipis seiring dengan bertambahnya usia kita. Paling tidak bisa bertahan, dan syukur jika ketakwaan kita bisa kita pupuk sehingga semakin bertambah, dengan cara menjalankan apapun yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan yang setiap perintah-Nya pasti mengandung kebaikan-kebaikan dan manfaat untuk kita baik di dunia maupun di akhirat, juga dengan meninggalkan apapun yang Allah dan Rasul-Nya larang yang jika kita kerjakan larangannya pasti akan membawa kepada bahaya dan madharat pada diri kita.

Dalam kesempatan ini mari kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata’ala atas limpahan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, berupa nikmat iman dan Islam yang masih bersemayam di sanubari kita sehingga saat ini kita bisa dengan sadar dan ikhlas menjalankan perintah Allah untuk hadir memenuhi panggilan-Nya melaksanakan ibadah shalat jumat dengan berjamaah.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya juga.

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, dalam khutbah ini kami sampaikan firman Allah dalam surah Al A’raf ayat 180:

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf : 180)

Firman Allah وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى  “Hanya milik Allah asmaulhusna” maksudnya adalah Allah memberikan maklumat kepada kita bahwa Allah subhanahu wata’ala memiliki nama-nama yang bagus, yang perlu kita ketahui, hafal, dan pahami maknanya yang di dalamnya terkandung sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala, sebagai salah satu konsekuensi pengamalan kita terhadap rukun iman yang pertama yaitu Iman kepada Allah.

Dalam firman berikutnya فَادْعُوهُ بِهَا “maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu” berdoa kepada Allah adalah bagian dari hajat kita sebagai manusia terhadap Allah subhanahu wata’ala , Allah sebagai Rab tempat manusia bergantung, tempat manusia berharap, juga tempat manusia meminta pertolongan. Maka menjadi sangat penting bagi kita dalam berdoa kepada Allah untuk mengiringinya dengan menyebut asmaul husna, bisa kita sebut di awal doa, tengah doa, ataupun di akhir doa kita kepada Allah subhanahu wata’ala .

Sudah menjadi maklum bagi kita bahwa jika kita berdoa kepada Allah tentunya kita juga mengharapkan agar doa kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala , dan di antara sebab terkabulnya doa adalah dengan menyebutkan sebagian asmaul husna dalam doa kita. Tentu saja sebaiknya asmaul husna yang kita sebut itu adalah yang berkaitan dengan isi dari doa kita, karena itu menjadi suatu keharusan bagi kita untuk mengetahui makna dari asmaul husna dan sifat-sifat Allah yang terkandung di dalamnya.

Misalnya kita meminta belas kasih kepada Allah maka kita iringi doa kita dengan menyebut “ya Rahman ya Rahim”, ketika kita meminta agar rizki kita dilapangkan oleh Allah maka kita iringi dengan menyebut “ya Razak” dan seterusnya. Karena itu sangat disayangkan sekali apabila ada seorang muslim yang asing dengan asmaul husna, tidak pernah membacanya, mendengarkannya, mempelajarinya dan menyebutnya dalam berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala . Sangat disayangkan juga jika ada seorang muslim yang di dalam rumahnya tidak ada tulisan-tulisan asmaul husna yang tertempel di rumahnya, karena bila ia melihat tulisan asmaul husna itu bisa membuatnya membacanya, dan secara otomatis membuatnya mengagungkan nama Allah subhanahu wata’ala.

Dalam firman berikutnya  وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ  “dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.” Agar kita tidak menyimpang dalam memahami dan mengimani asmaul husna maka kita perlu meneladani para sahabat dan salafus shalih bagaimana mereka memahami dan mengimaninya, inilah bentuk kehati-hatian kita agar kita tidak menyimpang dalam memahami dan mengimani asmaul husna.

Para salaf dalam memahami asmaul husna di antaranya adalah dengan mengimani bahwa asmaul husna itu adalah nama-nama Allah sekaligus terkandung di dalamnya sifat-sifat-Nya. Di dalam memahami sifat-sifat Allah mereka juga tidak melakukan ta’wil, menolaknya, atau mengeluarkan dari arti dhahirnya, mereka menerima artinya secara dhahir tanpa menta’wilkan, meniadakan, atau mengeluarkan dari arti dhahirnya. Inilah bentuk kehati-hatian para salaf agar tidak menyimpang di dalam mengimani asmaul husna.

Asmaul husna selain nama juga sekaligus merupakan sifat yang Allah subhanahu wata’ala  berikan untuk diri-Nya sendiri, Allah menyebut asmaul husna di dalam Al Quran dengan lafadz-lafadz sifat, sighat amsilah mubalagoh, sifat-sifat yang menunjukkan makna lebih, seperti الرحمن، الرحيم، الغفور dan sebagainya yang memiliki makna sifat. Maka salah kalau kita menganggapnya hanya sebatas nama saja.

Imam Malik rahimahullah  mengomentari tentang ayat yang menjelaskan bahwa Allah bersemayam di atas ‘arsy, beliau mengatakan bahwa bersemayam itu sudah bisa kita ketahui dan menanyakannya ( bagaimana cara bersemayam-Nya) tidak diperbolehkan, hal itu di luar jangkauan akal manusia dan tidak perlu didiskusikan lebih panjang lagi.

Imam Syafi’I rahimahullah berkata “Aku beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa dari Allah sesuai dengan maksud Allah (sesuai dengan makna dhahirnya, tidak dita’wil, takyif dan ta’thil) aku juga beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  dan kepada apa yang dibawa dari beliau sesuai dengan maksud beliau.”

Imam Ahmad rahimahullah juga berkomentar dalam hal ini; “Kita beriman kepada itu semua dan membenarkan dengan makna dhahirnya (dhahirnya makna itu kita percayai)” di dalam Al Quran disebutkan bahwa Allah turun ke langit dunia pada tengah malam akhir maka imam Ahmad pun mempercayainya tanpa mempermasalahkan cara turunnya. Agar kita tidak terjebak dalam menyerupakan Allah dengan mahluk-Nya. inyaAllah dengan cara yang ditempuh oleh para Salafus Shalih kita bisa selamat dari menyerupakan sifat Allah dengan sifat mahluk-Nya.

Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairiy memberikan tambahan keterangan berupa yang berhubungan dengan rasio akal, beliau berkata bahwa Allah subhanahu wata’ala  telah mensifati diri-Nya dengan sejumlah sifat, menamakan diri-Nya dengan sejumlah nama, tidak melarang kita mensifati-Nya dengan sifat-sifat-Nya dan menamai-Nya dengan nama-nama-Nya. Allah juga tidak memerintahkan kita menta’wilnya atau membawanya dengan arti di luar arti dhahirnya. Apakah masuk akal kalau dikatakan bahwa jika kita mensifati Allah subhanahu wata’ala  dengan sifat-sifat-Nya berarti kita menyerupakan Allah dengan mahluk-Nya?

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, kita perlu mengikuti jejak para salaf dikarenakan dalam firman Allah berikutnya disebutkan سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Nanti mereka (orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama Allah) akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Maka marilah kita bijaksana dalam menyikapi hal ini yaitu dengan meneladani para sahabat dalam mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala tersebut. InsyaAllah inilah bentuk kehati-hatian kita dan mudah-mudah mudahan menjadi cara yang paling selamat.  Para sahabat adalah orang yang hidup bersama Rasulullah, dididik langsung oleh Rasulullah dan lebih paham terhadap makna ayat-ayat Al Quran. Demikian juga para tabi’in, tabiut tabi’in yang merupakan generasi yang dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di antara manfaat jika kita menyebut, membaca dan merenungkan nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala adalah insyaAllah kita termasuk dari hamba yang mencintai Allah, bukti cinta kita kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna yang di dalamnya juga terkandung sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala. Jika kita mencintai Allah maka Allah akan mencintai kita.

Sedangkan hikmah jika kita sering menyebut nama-nama Allah berarti di dalam diri kita ada rasa rindu kepada Allah subhanahu wata’ala sekaligus juga menunjukkan keridhaan kita kepada Allah, harapan kita kepada Allah dan menunjukkan bahwa hajat dan kebutuhan kita tentu kita harapkan, kita mintakan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Di dalam hal ini saya sampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkaitan dengan turunnya Allah di sepertiga malam, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Imam Muslim

ينزل ربنا إلى سماء الدنيا كل ليلة حين يبقى ثلث اليل الآخر ويقول من يدعوني فأستجيب له من يسألني فأعطي له ومن يستغفرني فأغفر له

Artinya: “Rab kita turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam akhir, kemudian Allah berfirman; “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan untuknya, barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini disinggung tentang turunnya Allah ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir dan para salafus shalih memahaminya tanpa berpikir bagaimana cara turunnya, tidak memikirkan bahwa bumi ini bulat di belahan bumi sini malam sedangkan belahan bumi lainnya siang dan seterusnya. Karena semua itu tidak dapat dijangkau oleh akal kita, dan dengan semua itu tidak boleh membuat kita menafikan turunnya Allah ke langit dunia di sepertiga malam terakhir. Cukuplah bagi kita meyakini bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan kita seharusnya fokus memanfaatkan moment tersebut untuk bermunajat, berdoa kepada Allah dan mengiringi doa kita dengan menyebut asmaul husna, sehingga insyaAllah Allah akan memenuhi doa kita karena Allah berfirman; “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan untuknya, barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أسرف المرسلين وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah, di dalam khutbah kedua ini marilah kita manfaatkan untuk berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan keikhlasan hati, dengan keheningan hati dan kita semua berharap kepada Allah subhanahu wata’ala agar doa kita dikabulkan-Nya

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على ابراهيم وعلى آل ابراهيم إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل الإسلام والمسلمين

اللهم إنا نسألك العفو والعافية في ديننا ودنيانا وأهلنا ومالنا ومعهدنا

اللهم استر عوراتنا وآمن روعاتنا

اللهم احرسنا بعينك الذي لا تنام واكنفنا بركنك الذي لا يرام

ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا اصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكوننا من الخاسرين

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

سبحان الله رب العزة عما يصفون وصلى الله على محمد وبارك وسلم

 

Khatib : Ustadz Hasyim A

Editor : Adib

 

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories