Meneladani Sifat-sifat Nabi Muhammad

6 minutes reading
Thursday, 9 Nov 2023 20:36 0 1383 admin

 

KHUTBAH PERTAMA

 

إن الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ الله فَلا مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا الله وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا الله حَقّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا الله وَقُوْلُوْا قَوْلا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأمورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالة, وَكُلُّ ضَلالة فِي النَّارِ

Jama’ah jum’ah rahimakumullah, tidak lupa marilah kita panjatkan rasa syukur kita ke hadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah menganugerahkan limpahan karunia-Nya kepada kita baik nikmat keimanan, kesehatan dan nikmat lainnya yang begitu banyaknya sehingga tidak mampu kita hitung. Alhamdulillahirabbilalamin.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, uswah hasanah kita yaitu nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya.

Jamaah shalat jum’ah rahimakumullah, tidak lupa kami sebagai khatib selalu berwasiat kepada seluruh jama’ah untuk memaksimalkan segala upaya kita dalam bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Sebagai seorang yang beriman kita tidak diperbolehkan mengingkari sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab 33:21)

Jama’ah shalat Jum’ah rahimakumullah, salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah diutusnya Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Lalu siapakah Muhammad itu? Allah subhanahu wata’ala mengenalkan beliau kepada kita dengan firman-Nya:

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At Taubah 9:128)

Muhammad adalah seorang Nabi sekaligus seorang Rasul yang diutus oleh Allah subhanahu wata’ala dari kaum kita sendiri, berkepribadian santun, peduli dengan permasalahan umatnya, bersimpati dan lemah lembut.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi alam semesta, sebagai sosok yang harus kita jadikan teladan karena beliau adalah sosok pribadi yang agung dan paripurna ahlaknya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam 68:4)

Setelah kita tahu bahwa beliau adalah sosok yang harus kita teladani, lantas sifat apakah yang harus kita teladani dari beliau?

Pertama: Sidiq, yaitu benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Allah subhanahu wata’ala menyandingkan orang yang bertakwa dengan orang yang bersifat shidiq. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At Taubah 9:119)

Kita harus meneladani sifat shidiq ini karena sebagai seorang beriman kita bertugas untuk mendakwahkan ajaran Allah dan Rasul-Nya sehingga tidak mungkin kita berdusta. Selain itu shidiq atau jujur adalah prilaku utama dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu jangan pernah sekalipun kita berbohong meskipun hanya karena iseng dan semisalnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya: “Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.‘” (HR. Al Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad ibn Hanbal).

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, untuk menjaga kejujuran dan mencegah kebohongan adalah dengan cara bicara seperlunya saja, tidak banyak bicara yang tidak ada manfaatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

  Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih)

Kedua: Amanah, yaitu dapat dipercaya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ  وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ  أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ  ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (8) dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (9) Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (10) (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (11) – (Al Mu’minuun 23: 8-11)

Muhammad shallallahu alaihi wasallam ketika belum menikah dengan Khadijah, beliau menjalankan tugasnya memperdagangkan barang dagangan Khadijah dengan jujur dan amanah. Kita bisa lihat juga bagaimana Rasulullah mempraktekkan sifat amanahnya ketika kaum Quraisy cekcok terkait kabilah mana yang berhak meletakkan kembali hajar aswad pada tempatnya.

Ketiga: Tabligh, menyampaikan apa yang diperintahkan untuk disampaikan, tidak menyembunyikannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al Ma’idah 5:67)

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا۟ ٱلْحَقَّ بِٱلْبَٰطِلِ وَتَكْتُمُوا۟ ٱلْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

 Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (Al Baqarah 2:42)

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, Allah subhanahu wata’ala mengancam orang yang menyembunyikan kebenaran dengan laknat-Nya. Allah berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلْنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلْهُدَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِى ٱلْكِتَٰبِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ يَلْعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati,” (Al Baqarah 2:159)

Keempat: Fatonah, cerdik dan pandai.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 Artinya: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujaadilah 58:11)

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, diakui atau tidak kita semua sepakat bahwa segala lini kehidupan membutuhkan ilmu untuk menjalaninya, baik kebutuhan ilmu untuk pribadi perindividu maupun untuk masyarakat. Ilmu dibutuhkan untuk beribadah, untuk memahami petunjuk dari Allah subhanahu wata’ala.

Ilmu haruslah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang produktif dan konstruktif, terlebih untuk membangun bangsa dan masyarakat kita. Ilmu yang digunakan untuk memajukan masyarakat muslim dan umat IsIam.

Sebagai orang yang beriman kita harus menjauhi sikap tidak berilmu seperti khurafat, tahayyul, mistik, klenik, dukun, tukang ramal dan semisalnya. Jadilah pribadi yang rasional dibawah bimbingan wahyu ilahi dan sunnah nabi.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاة وَالسَّلام عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah, pada khutbah kedua ini kembali kami berwasiat kepada diri kami khususnya dan jama’ah semuanya umumnya untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala, karena takwa itulah bekal terbaik bagi kita untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah, setelah kita mengetahui dan mengingat kembali sifat-sifat dan keutamaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka semestinya kita wajib meneladaninya, terutama sifat shidiq, amanah, tabligh dan fathonah.

Demikianlah khutbah yang kami sampaikan, semoga memberikan manfaat untuk diri kami sendiri khususnya dan jamaah shalat jum’at umumnya. Akhirnya marilah kita tutup khutbah siang ini dengan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala:

إِنَّ الله وَمَلائكته يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ الله تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ الله أَجْمَعِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأحياء مِنْهُمْ وَاْلأموات

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

اللهم إياك نعبد ولك نصلى ونسجد وإليك نسعى ونحفد نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك بالكافرين ملحق

اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونثنى عليك الخير كله ولا نكفرك ونؤمن بك ونخضع لك ونخلع من يكفرك

اللهم أنجح إخواننا المستضعفين المظلومين في فلسطين وفي غزة

اللهم انصر إخواننا المجاهدين في فلسطين وفي غزة

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلام عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 

 

Khotib: Ustadz Mundlori

Editor: Adib R

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *